Senin, 03 November 2014

Mengenal angle atau sudut pengambilan foto

Ada berbagai macam angle atau sudut pengambilan foto saat seorang tukang foto memotret sebuah obyek. Baik itu memotret model, wedding, prewed, selfie, atau memotret sepur. Tentu saja dalam hal ini yang akan saya bagikan adalah angle dalam memotret sepur :D

Ada beberapa macam angle yang dikenal dan biasa dipakai oleh para pemburu kereta api, diantaranya,

Normal Angle
Sudut pengambilan gambar ini adalah yang biasa dilakukan saat kita memotret obyek –sepur dalam hal ini. Normal angle adalah saat tukang foto berdiri kurang lebih sejajar dengan obyek yang akan difotonya, bisa sedikit lebih tinggi atau sedikit lebih rendah. Sudut pengambilan gambar seperti ini menghasilkan foto yang bisa dikatakan “biasa” hehe. Obyek akan tampak seperti apa yang biasa kita lihat, tampak seperti “aslinya”

Keunggulan dari angle ini adalah sangat mudah untuk diterapkan, apalagi jika kita sedang mengejar momen atau terburu-buru. Kita tinggal mencari spot yang pas dan bisa langsung memotret. Kerugian dari angle ini adalah foto yang kita hasilkan akan terkesan “biasa”. Sudut pandang terbatas karena dapat terhalang obyek-obyek yang ada di depan kita. 


High Angle
Sudut ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Tukang foto mengambil posisi lebih tinggi dari obyek yang akan difoto. Angle ini merupakan salah satu angle favorit para pemburu sepur dalam memotret sepur, karena foto yang dihasilkan akan sangat berbeda. Terutama jika tukang fotonya mengambil tempat di bukit, gunung, gedung tinggi, jembatan, atau bahkan naik pohon. Salah satu keunikannya adalah selain obyek utama berupa kereta api, tukang foto juga dapat memotret pemandangan atau landscape di sekitar obyek foto utama. Tapi butuh usaha yang tidak mudah untuk bisa mendapatkan spot high angle.

Memotret menggunakan high angle akan menghasilkan foto yang sangat bagus. Terutama untuk menangkap momen persilangan kereta api. Sudut pandang kita luas, tidak terhalang banyak obyek di depan kita. Kecuali jika di depan kita ada bangunan yang lebih tinggi dari tempat kita berpijak. Salah satu hal yang membuat angle ini agak sulit untuk diterapkan adalah kita harus mencari tempat yang tinggi. Jika kita tinggal di kota-kota besar dengan gedung-gedung tinggi maka tidak menjadi masalah, tapi jika kita tinggal di kota kecil, tanpa gedung tinggi, tidak ada bukit atau gunung yang bisa dipanjat, itu akan menjadi sangat sulit.

Bird Eye Angle
Bird eye angle tidak jauh berbeda dengan high angle. Bedanya adalah angle ini jauh lebih tinggi dari high angle. Yaaa… namanya juga bird eye angle. Jadi tukang foto memposisikan dirinya seperti seekor burung yang terbang dan memandang ke daratan di bawahnya. Sangat sulit untuk mendapatkan spot untuk angle semacam ini. Dan angle ini hanya cocok untuk memotret kereta api dan landscape, tidak disarankan untuk memotret model, prewed, atau wedding :D

Spot semacam ini hanya bisa didapatkan di tempat-tempat dengan gunung-gunung atau bukit yang tinggi. Atau juga bisa menggunakan bantuan alat, contohnya kita naik pesawat atau helicopter, atau menggunakan drone dengan pengendali jarak jauh yang dipasang kamera.

Seperti halnya high angle, bird eye angle memiliki jangkauan sudut pandang yang jauh lebih luas, bahkan tak terhingga. Kita bisa memotret dengan pemandangan yang luar biasa. Tapi, obyek foto kita berupa kereta api, akan terlihat sangat kecil. Bahkan kecil sekali dan terkadang hampir tak terlihat. Jika itu terjadi, maka foto kita bukan lagi dinamakan fotografi kereta api, tapi menjadi fotografi landscape :D

Low Angle
Ini adalah angle favorit saya. Memotret kereta api dengan menggunakan angle semacam ini akan menghasilkan foto yang sangat berbeda dari biasanya. Kereta api akan terlihat lebih gagah dan besar. Tukang foto memposisikan dirinya lebih rendah dari obyek yang akan difoto. Biasanya tukang foto akan berjongkok atau duduk jika ingin memotret menggunakan angle ini. Angle ini membutuhkan keberanian dalam eksekusinya karena tukang foto harus mendekat dengan kereta api yang akan dipotret. Tentu saja faktor keamanan dan keselamatan adalah faktor yang harus diutamakan. Ambil jarak yang aman untuk memotret menggunakan angle ini.

Low angle dapat menghasilkan foto dengan sudut pandang rendah. Obyek kereta api yang kita foto tampak lebih besar dan gagah. Sangat bagus. Angle ini sangat bagus diterapkan saat kereta api nya berhenti. Saat kita memotret kereta api yang berjalan kencang di lintas, tidak disarankan untuk memotret menggunakan angle ini, karena sangat berbahaya.

Frog Eye Angle      
Dinamakan demikian karena sudut pengambilan gambar ini lebih rendah daripada low angle. Tukang foto memposisikan diri seperti seekor katak yang kecil yang melihat besarnya dunia. Angle ini meskipun tidak sulit untuk dilakukan, tapi membutuhkan usaha yang lebih daripada saat kita memotret menggunakan low angle. Jika pada low angle tukang foto hanya duduk atau jongkok, frog eye angle mewajibkan tukang foto memposisikan kamera lebih rendah daripada itu. Biasanya, tukang foto akan mencari pijakan tempat yang posisinya di bawah obyek foto. Bisa juga menggunakan tripod kecil, atau menaruh kamera di lantai, batu, atau peron stasiun. Atau yang paling ekstrim, tukang foto akan tengkurap atau ndlosor saat memotret. Dan ini sangat tidak dianjurkan, karena menyangkut faktor keamanan dan keselamatan.

Memotret kereta api menggunakan sudut pandang seekor katak memang unik, dan hasil fotonya pun juga unik. Kita bisa memotret bagian bawah kereta api yang biasanya jarang sekali bisa kita potret. Namun tingkat kesulitannya pun hampir sama, bahkan lebih sulit disbanding low angle. Kita harus menempatkan kamera lebih rendah atau sejajar dengan tanah.

Beberapa macam angle yang saya tuliskan di atas merupakan hasil pengalaman saya selamat memotret kereta api. Banyak pengalaman yang unik saat memotret kereta api, terutama saat kita harus mencari spot-spot yang bisa dikatakan “tidak biasa”.

Semoga tulisan saya bisa memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan. Jika ada yang tidak berkenan, salah, kurang, atau ingin menambahkan, langsung saja ditulis di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca J


2 komentar:

  1. Pernah ke Kalibata Om? @@ Ada menara Saidah

    BalasHapus
    Balasan
    1. cuma lewat aja itu pas idul adha kemaren, diajakin sama om rendra :D

      Hapus