Ada
berbagai macam angle atau sudut
pengambilan foto saat seorang tukang foto memotret sebuah obyek. Baik itu
memotret model, wedding, prewed, selfie, atau memotret sepur.
Tentu saja dalam hal ini yang akan saya bagikan adalah angle dalam memotret sepur :D
Ada
beberapa macam angle yang dikenal dan
biasa dipakai oleh para pemburu kereta api, diantaranya,
Normal
Angle
Sudut pengambilan gambar ini adalah yang
biasa dilakukan saat kita memotret obyek –sepur dalam hal ini. Normal angle adalah saat tukang foto berdiri kurang
lebih sejajar dengan obyek yang akan difotonya, bisa sedikit lebih tinggi atau
sedikit lebih rendah. Sudut pengambilan gambar seperti ini menghasilkan foto
yang bisa dikatakan “biasa” hehe. Obyek akan tampak seperti apa yang biasa kita
lihat, tampak seperti “aslinya”
Keunggulan dari angle ini adalah sangat mudah untuk diterapkan, apalagi jika kita
sedang mengejar momen atau terburu-buru. Kita tinggal mencari spot yang pas dan
bisa langsung memotret. Kerugian dari angle
ini adalah foto yang kita hasilkan akan terkesan “biasa”. Sudut pandang
terbatas karena dapat terhalang obyek-obyek yang ada di depan kita.
High
Angle
Sudut ini sedikit berbeda dari yang
sebelumnya. Tukang foto mengambil posisi lebih tinggi dari obyek yang akan
difoto. Angle ini merupakan salah
satu angle favorit para pemburu sepur
dalam memotret sepur, karena foto yang dihasilkan akan sangat berbeda. Terutama
jika tukang fotonya mengambil tempat di bukit, gunung, gedung tinggi, jembatan,
atau bahkan naik pohon. Salah satu keunikannya adalah selain obyek utama berupa
kereta api, tukang foto juga dapat memotret pemandangan atau landscape di sekitar obyek foto utama. Tapi
butuh usaha yang tidak mudah untuk bisa mendapatkan spot high angle.
Memotret menggunakan high angle akan
menghasilkan foto yang sangat bagus. Terutama untuk menangkap momen persilangan
kereta api. Sudut pandang kita luas, tidak terhalang banyak obyek di depan
kita. Kecuali jika di depan kita ada bangunan yang lebih tinggi dari tempat
kita berpijak. Salah satu hal yang membuat angle
ini agak sulit untuk diterapkan adalah kita harus mencari tempat yang tinggi. Jika
kita tinggal di kota-kota besar dengan gedung-gedung tinggi maka tidak menjadi
masalah, tapi jika kita tinggal di kota kecil, tanpa gedung tinggi, tidak ada
bukit atau gunung yang bisa dipanjat, itu akan menjadi sangat sulit.
Bird
Eye Angle
Bird
eye angle tidak jauh berbeda dengan high angle. Bedanya adalah angle
ini jauh lebih tinggi dari high angle.
Yaaa… namanya juga bird eye angle. Jadi
tukang foto memposisikan dirinya seperti seekor burung yang terbang dan
memandang ke daratan di bawahnya. Sangat sulit untuk mendapatkan spot untuk angle semacam ini. Dan angle ini hanya cocok untuk memotret
kereta api dan landscape, tidak disarankan untuk memotret model, prewed, atau wedding :D
Spot semacam ini hanya bisa didapatkan
di tempat-tempat dengan gunung-gunung atau bukit yang tinggi. Atau juga bisa
menggunakan bantuan alat, contohnya kita naik pesawat atau helicopter, atau
menggunakan drone dengan pengendali
jarak jauh yang dipasang kamera.
Seperti halnya high angle, bird eye angle
memiliki jangkauan sudut pandang yang jauh lebih luas, bahkan tak terhingga. Kita
bisa memotret dengan pemandangan yang luar biasa. Tapi, obyek foto kita berupa
kereta api, akan terlihat sangat kecil. Bahkan kecil sekali dan terkadang
hampir tak terlihat. Jika itu terjadi, maka foto kita bukan lagi dinamakan
fotografi kereta api, tapi menjadi fotografi landscape :D
Low
Angle
Ini adalah angle favorit saya. Memotret kereta api dengan menggunakan angle semacam ini akan menghasilkan foto
yang sangat berbeda dari biasanya. Kereta api akan terlihat lebih gagah dan
besar. Tukang foto memposisikan dirinya lebih rendah dari obyek yang akan
difoto. Biasanya tukang foto akan berjongkok atau duduk jika ingin memotret
menggunakan angle ini. Angle ini membutuhkan keberanian dalam
eksekusinya karena tukang foto harus mendekat dengan kereta api yang akan
dipotret. Tentu saja faktor keamanan dan keselamatan adalah faktor yang harus
diutamakan. Ambil jarak yang aman untuk memotret menggunakan angle ini.
Low
angle dapat menghasilkan foto dengan sudut pandang rendah.
Obyek kereta api yang kita foto tampak lebih besar dan gagah. Sangat bagus. Angle ini sangat bagus diterapkan saat
kereta api nya berhenti. Saat kita memotret kereta api yang berjalan kencang di
lintas, tidak disarankan untuk memotret menggunakan angle ini, karena sangat berbahaya.
Frog
Eye Angle
Dinamakan demikian karena sudut
pengambilan gambar ini lebih rendah daripada low angle. Tukang foto memposisikan diri seperti seekor katak yang
kecil yang melihat besarnya dunia. Angle
ini meskipun tidak sulit untuk dilakukan, tapi membutuhkan usaha yang lebih
daripada saat kita memotret menggunakan low
angle. Jika pada low angle tukang
foto hanya duduk atau jongkok, frog eye
angle mewajibkan tukang foto memposisikan kamera lebih rendah daripada itu.
Biasanya, tukang foto akan mencari pijakan tempat yang posisinya di bawah obyek
foto. Bisa juga menggunakan tripod kecil, atau menaruh kamera di lantai, batu,
atau peron stasiun. Atau yang paling ekstrim, tukang foto akan tengkurap atau ndlosor saat memotret. Dan ini sangat
tidak dianjurkan, karena menyangkut faktor keamanan dan keselamatan.
Memotret kereta api menggunakan sudut
pandang seekor katak memang unik, dan hasil fotonya pun juga unik. Kita bisa
memotret bagian bawah kereta api yang biasanya jarang sekali bisa kita potret. Namun
tingkat kesulitannya pun hampir sama, bahkan lebih sulit disbanding low angle. Kita harus menempatkan kamera
lebih rendah atau sejajar dengan tanah.
Beberapa macam angle yang saya tuliskan di atas merupakan hasil pengalaman saya
selamat memotret kereta api. Banyak pengalaman yang unik saat memotret kereta
api, terutama saat kita harus mencari spot-spot yang bisa dikatakan “tidak
biasa”.
Semoga tulisan saya bisa memberikan
manfaat dan tambahan pengetahuan. Jika ada yang tidak berkenan, salah, kurang,
atau ingin menambahkan, langsung saja ditulis di kolom komentar. Terima kasih
sudah membaca J
Pernah ke Kalibata Om? @@ Ada menara Saidah
BalasHapuscuma lewat aja itu pas idul adha kemaren, diajakin sama om rendra :D
Hapus