Setelah pada bagian pertama saya berbagi tips tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk rainshot atau hunting foto kereta api saat hujan, pada bagian ini saya akan berbagi tips dan trik mengenai bagaimana teknis memotret kereta api saat hujan.
Kamera yang sangat disarankan untuk memotret saat hujan adalah kamera DSLR. Kenapa? Karena dengan kamera ini kita bisa melakukan seting kamera secara manual sesuai keinginan kita, dan tentu saja seting untuk rainshot berbeda dengan seting saat kita memotret dalam kondisi cuaca normal.
Sangat disarankan untuk menggunakan lensa tele atau lensa dengan focal length panjang. Dengan lensa tele kita bisa meminimalisir kontak kita dengan air hujan, dan tentu saja kontak kamera dengan air hujan sehingga dari segi keamanan kamera lebih terjamin. Lensa tele memungkinkan kita memotret dari jarak yang cukup jauh sehingga kita bisa memotret sambil berteduh tanpa harus menggunakan payung atau jas hujan saat memotret. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki lensa tele? Lensa kit juga cukup ampuh untuk memotret saat hujan.
Memotret dengan dengan menggunakan payung atau jas hujan sebagai pelindung cukup sulit, karena satu tangan kita harus memegang kamera dan satu tangan lagi harus memegang payung untuk melindungi dari air hujan. Jas hujan pun hanya dirancang untuk melindungi tubuh kita, bukan kamera kita.
Lalu bagaimana caranya? Cara termudah adalah meminta bantuan teman kita untuk memegang payung untuk kita hehe :D Begitu pula dengan jas hujan. Mintalah bantuan salah satu teman untuk memegang jas hujan ponco saat kita memotret. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian. Tentu saja ini memerlukan keikhlasan dari salah satu teman kita :D
Cara lain adalah memegang kamera di tangan kanan dan payung atau jas hujan di tangan kiri. Cara yang sangat mudah jika kita memotret menggunakan kamera poket atau kamera handhpone, tapi sangat sulit jika kita memotret menggunakan kamera DSLR, karena kamera DSLR harus dipegang dengan dua tangan -meskipun bisa juga memotret dengan kamera DSLR menggunakan satu tangan saja, tapi itu sangat sulit. Sebelum memotret, seting kamera sesuai keinginan kita, aturlah panjang focal lenght, lalu pegang kamera dengan tangan kanan dan payung di tangan kiri dan bersiaplah untuk memotret. Untuk jas hujan ponco, jangan pakai jas hujan secara keseluruhan. Sebelum memakai jas hujan, pegang kamera di tangan kanan, pastikan camera strap sudah terikat kuat ke kamera dan tergantung di leher atau bahu kita. Setelah itu ambil jas hujan tapi jangan langsung digunakan untuk menutup seluruh tubuh kita. Angkat bagian depan jas hujan sampai ke atas kepala sehingga bagian jas hujan yang seharusnya menutup bagian kepala ada di punggung kita. Pegang jas hujan dengan tangan kiri lurus ke depan agar jas hujan benar-benar memberikan ruang perlindungan yang cukup luas untuk kamera -terutama jika kita menggunakan lensa tele. Cara ini cukup sulit jika kita baru pertama kali melakukannya.
Bila perlu, bungkus kamera dengan plastik atau tas kresek yang sudah kita siapkan sebelumnya. Pastikan kamera benar-benar terbungkus sempurna sehingga tidak ada air yang bisa masuk terkena kamera kita. Plastik ini nanti dapat mempengaruhi hasil foto kita karena plastik yang menutup lensa akan menjadi "filter tambahan" untuk lensa kamera kita. Setelah selesai memotret satu momen, masukkan langsung kamera ke dalam saku atau tas agar kamera tidak terlalu lama terkena udara dingin dan air hujan.
Tripod juga sangat berguna untuk memotret saat hujan. Kamera yang ditempatkan pada tripod akan memudahkan kita untuk memegang payung atau jas hujan untuk melindungi kamera dan tubuh kita saat memotret. Tempatkan kamera pada tripod dan atur ketinggian tripod agar sejajar dengan mata kita. Jika dirasa posisi kamera pada tripod terlalu tinggi, maka kita harus merendahkan sudut pandang kita dengan berjongkok atau membungkuk saat memotret. Kenapa? Hal ini dilakukan agar perlindungan yang kita berikan untuk kamera dengan menggunakan payung atau jas hujan bisa maksimal. Jarak payung atau jas hujan tidak terlalu tinggi sehingga meminimalisir kemungkinan kamera kita terkena air hujan. Memang hal ini sangat susah jika kita baru pertama kali melakukannya.
Untuk mendapatkan hasil foto rainshot yang maksimal, pastikan hujannya benar-benar hujan yang lebat. Jika perlu ditambah angin yang kencang. Memang hujan yang lebat disertai angin kencang sangat berbahaya bagi tubuh dan kamera kita, tapi hujan yang semacam ini akan memberikan efek rainshot yang maksimal dan dramatis hehe :D
Hujan dengan intensitas sedang atau bahkan gerimis tidak akan memberikan efek rainshot yang maksimal. Memang aman untuk kamera, tapi itu sama saja dengan memotret saat mendung tanpa hujan.
Momen yang ingin kita tangkap dengan kamera saat hujan adalah turunnya titik-titik air dari langit yang mengenai obyek foto kita -dalam hal ini kereta api. Untuk menangkap pergerakan titik-titik air yang turun, kita memerlukan kecepatan rana yang tidak terlalu cepat agar kita mendapatkan efek pergerakan air yang turun, tetapi juga cukup cepat untuk menangkap pergerakan kereta api. Jika kecepatan rana yang kita seting di kamera terlalu lambat, maka obyek kereta api yang kita foto akan blur atau tidak fokus.
Inilah sebabnya kenapa kamera DSLR sangat disarankan untuk rainshot. Ubah seting menjadi seting manual. Gunakan bukaan (F stop) lensa paling besar agar sensor kamera bisa menangkap cahaya sebanyak mungkin, karena saat hujan tentu saja intensitas cahaya sangat minim. Bukaan pada angka F/5.6 atau F/6.3 biasanya sudah cukup untuk rainshot. Saat cuaca normal, biasanya saya menggunakan kecepatan rana minimal 1/200s untuk menangkap pergerakan kereta api. Saat hujan, kecepatan rana 1/80s sampai 1/125s sekiranya sudah cukup untuk menangkap pergerakan air hujan dan kereta api. Saat hujan pun kereta api akan berjalan agak lambat dibanding saat cuaca normal. Kenapa? Karena sudah menjadi prosedur standar keamaan kereta api jika hujan -terutama saat hujan lebat dan pandangan terbatas- kereta api harus menurunkan kecepatan dari kecepatan normal yang diijinkan. Ini sangat menguntungkan bagi kita. ISO 200 sampai 400 juga sudah untuk memotret saat hujan tanpa harus khawatir foto kita terganggu noise. Jikapun kita terpaksa menggunakan nilai ISO sehingga dapat menimbulkan noise pada hasil foto kita, kita tidak perlu khawatir karena noise pada hasil foto kita nantinya tidak akan banyak mempengaruhi karena noise akan disamarkan oleh titik-titik air hujan.
Nah, seperti yang kita tahu, jika kita memotret menggunakan lensa tele tanpa IS, untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal sebisanya kita menggunakan kecepatan dana minimal dua kali focal lenght, seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Lalu bagaimana jika hujan dan kita tidak memungkinkan menggunakan keceparan rana dua kali focal lenght? Tripod sangat membantu mengatasi permasalahan ini. Ilmu tangan batu juga bisa sangat membantu.
mode dial kamera nikon |
Jika kita mengalami kesulitan menggunakan seting manual, hal ini tidak menjadi masalah. Kita bisa menggunakan seting Aperture value (Av pada kamera canon, A pada kamera nikon). Kita hanya merubah nilai F (bukaan) pada kamera, nilai speed dan iso diatur otomatis oleh kamera.
mode dial kamera canon |
Bisa juga kita menggunakan seting Shutter value (Tv pada kamera canon, S pada kamera nikon). Di sini kita hanya merubah kecepatan rana kamera kita, sedangkan nilai F dan ISO diatur otomatis oleh software kamera. Tentu saja, masing-masing seting mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita hanya bisa menggunakan setiap seting tersebut secara maksimal dengan terus-menerus berlatih menggunakannya.
Bagaimana dengan kamera poket atau kamera handphone?
Saya lebih suka menggunakan fitur mode landscape jika ingin memotret kereta api saat hujan. Kenapa? Karena mode landscape memiliki jangkauan fokus lebih luas dibanding mode auto. Sama halnya dengan kamera handphone. Kamera poket dan kamera handphone memiliki keterbatasan seting untuk memotret. Memang kamera poket model baru sekarang memiliki fitur-fitur canggih yang memungkinkan pengguna untuk melakukan seting kameranya secara manual, tetapi fitur ini masih kalah dengan kamera DSLR. Jika memang kamera poket -atau bahkan kamera handphone yang kita pakai memiliki fitur seting manual, kita bisa memakai setingan seperti yang telah saya tuliskan di atas. Jika tidak, kita bisa memakai mode landscape untuk digunakan saat rainshot. Jika masih belum yakin, gunakan saja mode auto untuk lebih mudahnya.
Rainshot menggunakan kamera poket atau handphone membutuhkan sedikit improvisasi seperti memotret saat cuaca normal. Ambil jarak yang cukup jauh dari rel agar pergerakan kereta terlihat melambat, sehingga kecepatan rana kamera dapat menangkap pergerakan kereta api dengan baik, sehingga foto yang dihasilkan tidak blur atau out of focus.
Panning shot hanya disarankan saat hujan dengan intensitas rendah sampai sedang. Saat hujan lebat disertai angin, panning sangat tidak disarankan. Karena kemungkinan gagal sangat besar dan jika kita terlalu banyak menggerakan kamera saat hujan lebat (panning mengharuskan kita menggerakan kamera mengikuti gerakan obyek) akan memungkinkan kamera kita terkena air hujan yang cukup banyak. Tentu saja hal itu sangat tidak kita inginkan. Seting kamera untuk panning shot saat hujan pada dasarnya sama dengan panning shot saat cuaca normal. Menggunakan speed antara 1/40s sampai 1/60s sekiranya sudah cukup, dengan nilai bukaan F/5.6 atau F/6.3 dengan nilai ISO 100 sampai 200. Mode landscape masih menjadi andalan saya untuk memotret panning shot meskipun saat hujan.
foto oleh Iqbal Anwari |
Semoga semua yang saya tuliskan bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan sekalian yang ingin memotret kereta api saat hujan. Pada dasarnya, rainshot adalah memotret kereta api seperti biasa, hanya saja kita harus bisa mengamankan kamera kita dari titik-titik air hujan saat kita memotret. Tentu saja bukan hanya kamera, tapi diri kita sendiri juga harus tetap aman dan nyaman saat memotret, baik pada cuaca normal maupun saat hujan.
Selamat memotret dan tetap utamakan keselamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar