Saat hunting foto
kereta api - terutama saat malam hari, sering kali kita mendapat kesulitan
karena kita tidak membawa tripod atau memang kita tidak mempunyai tripod. Dan
jika kita memotret atau merekam video tanpa menggunakan tripod, hasilnya
dijamin tidak bagus, entah itu blur, shake, atau fokus tidak tepat sasaran. Ada beberapa trik untuk
mengatasinya, diantaranya adalah meletakkan kamera di tempat yang stabil,
seperti di atas batu, di peron, di lantai, di pagar, bahkan di atas bak sampah
yang tertutup.
Salah satu teman saya
dari Bandung pernah mengajarkan satu trik memotret tanpa tripod, yaitu dengan
ilmu tangan batu. Ilmu apa lagi itu? Bagaimana mendapatkan ilmu itu? Berguru di
gunung mana? Hahaha.... tidak perlu kuatir tentang itu. Ini hanyalah ilmu
sederhana yang bisa dipelajari oleh semua orang dengan mudah, kapanpun dan di
manapun. Tak perlu belajar di gunung dan bertapa selama ratusan tahun :D
Ilmu ini pada dasarnya
adalah pengaturan pernafasan. Kita mengatur pernafasan kita setenang mungkin
sehingga saat kita memotret, badan dan tangan kita tidak terlalu banyak
bergerak sehingga kita bisa menghasilkan foto atau video yang bagus - minim
blur, shake, atau out of focus.
Oke kita langsung saja.
Latihan apa saja yang harus kita lakukan untuk menguasai ilmu ini?
Latihannya
cuma satu, latihan pernafasan. Kita melatih
pernafasan kita supaya teratur, tidak tersengal-sengal. Apalagi setelah kita
berlari. Biasanya kita berlari untuk mendapatkan momen foto atau video yang
bagus, dan saat kita berhenti nafas kita menjadi tidak teratur. Latihan
pernafasan sangat penting dalam ilmu ini karena ini memegang kunci utama sukses
atau tidaknya kita menerapkan ilmu tangan batu ini. Selain itu, kita juga harus
melatih menahan nafas selama mungkin. Menahan nafas juga merupakan salah satu
kunci sukses atau tidaknya ilmu tangan batu. Berlatihlah menahan nafas selama
yang kita mampu. Makin lama kita bisa menahan afas, semakin bagus untuk
diterapkan pada ilmu tangan batu.
Setelah latihan
pernafasan, lalu apa lagi? Jika kita sudah melatih pernafasan kita menjadi
teratur, kita bisa langsung menerapkan ilmu ini.
Apa saja yang harus
dilakukan untuk menerapkan ilmu ini?
Posisi
badan
Saat akan memotret atau
merekam video, sandarkan badan pada sesuatu yang berdiri tegak dan kuat.
Misalnya pohon besar, tiang peron, tiang listrik, atau tembok. Kalau ada teman
yang badannya besar dan bisa berdiri tegak tanpa bergerak, boleh juga bersandar
pada badan temannya hehe :D
Jika tidak ada pohon,
tiang, atau tembok, maka kita harus duduk. Jangan jongkok. Kenapa? Jika pijakan
kaki kita kurang kuat, jongkok malah akan membuat badan dan tangan kita
bergoyang. Jadi lebih baik kita duduk. Lebih bagus lagi duduk sambil bersandar.
Duduk bersila atau duduk dengan lutut ditekuk adalah posisi yang sangat
disarankan. Lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.
Posisi
tangan
Seperti seorang
penembak jitu, posisi tangan saat memegang kamera juga menentukan hasil yang
kita inginkan. Jika kita bukan orang yang kidal (left handed), letakkan tangan
kita di pangkal lensa, jangan di ujung lensa.
contoh posisi tangan saat berdiri |
Dengan siku dilipat merapat ke
dada. Siku yang merapat ke dada berguna untuk meredam goyangan tangan saat
memegang lensa. Apalagi jika kita memakai lensa tele yang panjang dan berat.
contoh posisi tangan saat duduk |
Pun saat kita duduk, rapatkan tangan kiri ke dada, dan tumpukan siku ke lutut
agar pegangan tangan ke lensa dan kamera makin kuat dan kokoh, sehingga dapat
meredam gerakan tangan atau tubuh kita. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.
contoh posisi tangan saat duduk |
Atur
penafasan
Di sinilah hasil
latihan pernafasan kita diuji. Atur pernafasan setenang mungkin. Pengaturan
pernafasan yang tenang dapat meredam guncangan atau getaran tubuh kita saat
bernafas dan saat kita tidak bergerak/diam. Nafas yang teratur berarti detak jantung
yang teratur pula, hal ini akan mengakibatkan seluruh tubuh kita berhenti
berguncang saat kita sedang mengambil posisi untuk memotret atau merekam video.
Atur pernafasan setengan mungkin saat kita sedang membidik obyek. Saat kita
menekan setengah tombol shutter untuk mencari fokus dari obyek yang sedang kita
bidik.
Tahan
nafas
Salah satu kunci
keberhasilan ilmu tangan batu ini adalah teknik menahan nafas. Latihan menahan
nafas kita benar-benar diuji di sini. Setelah mengatur pernafasan saat kita mencari
fokus obyek foto kita, tahan nafas saat kita memencet penuh tombol shutter.
Menahan nafas juga dapat mengurangi efek guncangan tubuh kita saat memotret.
Berapa lama kita harus menahan nafas? 5, 10, 15, 30, 60 detik? Selama mungkin
semampu kita. Itulah sebabnya kita harus latihan terlebih dahulu.
Saat memotret pada
malam hari menggunakan mode slow speed atau long shutter tanpa menggunakan
tripod, gerakan sekecil apapun sebaiknya kita hindari. Mengatur pernafasan dan
menahan nafas adalah salah satu yang bisa kita lakukan untuk mengurangi gerakan
tubuh kita. Posisi bersandar dan duduk juga sangat membantu. Satu lagi yang
biasa saya lakukan saat memotret malam tanpa tripod, saat saya menggunakan mode
single shot, saya tidak langsung melepaskan jari saya dari tombol shutter
sesaat setelah saya memencet tombol shutter. Saya menunggu sampai rana/shutter
menutup kembali. Karena saat saya melepaskan jari dari tombol shutter sebelum
shutter menutup kembali, gerakan jari saya mungkin saja dapat membuat kamera
bergoyang, dan itu akan mengakibatkan gambar menjadi blur atau shake. Jadi saya
melepas jari saya dari tombol shutter setelah rana menutup kembali.
Sama seperti ilmu-ilmu
yang lain, ilmu tangan batu ini akan memberikan hasil yang terbaik jika kita
berlatih secara rutin dan terus menerus. Jangan berharap teknik ini langsung
membawa hasil yang baik jika kita hanya memakainya sekali atau dua kali saja.
Semoga tips dan trik
yang saya jelaskan di atas bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan sekalian
dalam memotret atau merekam video kereta api di malam hari. Jika ada yang kurang, salah, atau ingin menambahkan silahkan bisa langsung ditulis di kolom komnter. Terima kasih dan
selamat mencoba :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar