Jumat, 12 Desember 2014

Railway Photo : Train in Rain

Railbus Bathara Kresna dalam hujan
Lokasi : Stasiun Solo Balapan
Daerah Operasi 6 Yogyakarta
Data exif : CANON 1100D | 161 mm | F/5 | 1.640s | ISO-100
foto oleh : dhannie setiawan

Kamis, 11 Desember 2014

Railway Photo : KA Prameks dan KA Sriwedari Berpapasan

KA Prameks dan KA Sriwedari Berpapasan di lintas
Lokasi : Sebelah Barat Stasiun Kalasan
Daerah Operasi 6 Yogyakarta
Data exif : CANON 1100D | 300 mm | F/5.6 | 1/640s | ISO-125
foto oleh : dhannie setiawan

Senin, 24 November 2014

Tips dan Trik : Rainshot (bagian kedua)

Setelah pada bagian pertama saya berbagi tips tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk rainshot atau hunting foto kereta api saat hujan, pada bagian ini saya akan berbagi tips dan trik mengenai bagaimana teknis memotret kereta api saat hujan.

Kamera yang sangat disarankan untuk memotret saat hujan adalah kamera DSLR. Kenapa? Karena dengan kamera ini kita bisa melakukan seting kamera secara manual sesuai keinginan kita, dan tentu saja seting untuk rainshot berbeda dengan seting saat kita memotret dalam kondisi cuaca normal. 

Sangat disarankan untuk menggunakan lensa tele atau lensa dengan focal length panjang. Dengan lensa tele kita bisa meminimalisir kontak kita dengan air hujan, dan tentu saja kontak kamera dengan air hujan sehingga dari segi keamanan kamera lebih terjamin. Lensa tele memungkinkan kita memotret dari jarak yang cukup jauh sehingga kita bisa memotret sambil berteduh tanpa harus menggunakan payung atau jas hujan saat memotret. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki lensa tele? Lensa kit juga cukup ampuh untuk memotret saat hujan. 

Memotret dengan dengan menggunakan payung atau jas hujan sebagai pelindung cukup sulit, karena satu tangan kita harus memegang kamera dan satu tangan lagi harus memegang payung untuk melindungi dari air hujan. Jas hujan pun hanya dirancang untuk melindungi tubuh kita, bukan kamera kita. 

Lalu bagaimana caranya? Cara termudah adalah meminta bantuan teman kita untuk memegang payung untuk kita hehe :D Begitu pula dengan jas hujan. Mintalah bantuan salah satu teman untuk memegang jas hujan ponco saat kita memotret. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian. Tentu saja ini memerlukan keikhlasan dari salah satu teman kita :D

Cara lain adalah memegang kamera di tangan kanan dan payung atau jas hujan di tangan kiri. Cara yang sangat mudah jika kita memotret menggunakan kamera poket atau kamera handhpone, tapi sangat sulit jika kita memotret menggunakan kamera DSLR, karena kamera DSLR harus dipegang dengan dua tangan -meskipun bisa juga memotret dengan kamera DSLR menggunakan satu tangan saja, tapi itu sangat sulit. Sebelum memotret, seting kamera sesuai keinginan kita, aturlah panjang focal lenght, lalu pegang kamera dengan tangan kanan dan payung di tangan kiri dan bersiaplah untuk memotret. Untuk jas hujan ponco, jangan pakai jas hujan secara keseluruhan. Sebelum memakai jas hujan, pegang kamera di tangan kanan, pastikan camera strap sudah terikat kuat ke kamera dan tergantung di leher atau bahu kita.  Setelah itu ambil jas hujan tapi jangan langsung digunakan untuk menutup seluruh tubuh kita. Angkat bagian depan jas hujan sampai ke atas kepala sehingga bagian jas hujan yang seharusnya menutup bagian kepala ada di punggung kita. Pegang jas hujan dengan tangan kiri lurus ke depan agar jas hujan benar-benar memberikan ruang perlindungan yang cukup luas untuk kamera -terutama jika kita menggunakan lensa tele. Cara ini cukup sulit jika kita baru pertama kali melakukannya. 

Bila perlu, bungkus kamera dengan plastik atau tas kresek yang sudah kita siapkan sebelumnya. Pastikan kamera benar-benar terbungkus sempurna sehingga tidak ada air yang bisa masuk terkena kamera kita. Plastik ini nanti dapat mempengaruhi hasil foto kita karena plastik yang menutup lensa akan menjadi "filter tambahan" untuk lensa kamera kita. Setelah selesai memotret satu momen, masukkan langsung kamera ke dalam saku atau tas agar kamera tidak terlalu lama terkena udara dingin dan air hujan.

Tripod juga sangat berguna untuk memotret saat hujan. Kamera yang ditempatkan pada tripod akan memudahkan kita untuk memegang payung atau jas hujan untuk melindungi kamera dan tubuh kita saat memotret. Tempatkan kamera pada tripod dan atur ketinggian tripod agar sejajar dengan mata kita. Jika dirasa posisi kamera pada tripod terlalu tinggi, maka kita harus merendahkan sudut pandang kita dengan berjongkok atau membungkuk saat memotret. Kenapa? Hal ini dilakukan agar perlindungan yang kita berikan untuk kamera dengan menggunakan payung atau jas hujan bisa maksimal. Jarak payung atau jas hujan tidak terlalu tinggi sehingga meminimalisir kemungkinan kamera kita terkena air hujan. Memang hal ini sangat susah jika kita baru pertama kali melakukannya.






Untuk mendapatkan hasil foto rainshot yang maksimal, pastikan hujannya benar-benar hujan yang lebat. Jika perlu ditambah angin yang kencang. Memang hujan yang lebat disertai angin kencang sangat berbahaya bagi tubuh dan kamera kita, tapi hujan yang semacam ini akan memberikan efek rainshot yang maksimal dan dramatis hehe :D 


Hujan dengan intensitas sedang atau bahkan gerimis tidak akan memberikan efek rainshot yang maksimal. Memang aman untuk kamera, tapi itu sama saja dengan memotret saat mendung tanpa hujan.

Momen yang ingin kita tangkap dengan kamera saat hujan adalah turunnya titik-titik air dari langit yang mengenai obyek foto kita -dalam hal ini kereta api. Untuk menangkap pergerakan titik-titik air yang turun, kita memerlukan kecepatan rana yang tidak terlalu cepat agar kita mendapatkan efek pergerakan air yang turun, tetapi juga cukup cepat untuk menangkap pergerakan kereta api. Jika kecepatan rana yang kita seting di kamera terlalu lambat, maka obyek kereta api yang kita foto akan blur atau tidak fokus.

Inilah sebabnya kenapa kamera DSLR sangat disarankan untuk rainshot. Ubah seting menjadi seting manual. Gunakan bukaan (F stop) lensa paling besar agar sensor kamera bisa menangkap cahaya sebanyak mungkin, karena saat hujan tentu saja intensitas cahaya sangat minim. Bukaan pada angka F/5.6 atau F/6.3 biasanya sudah cukup untuk rainshot. Saat cuaca normal, biasanya saya menggunakan kecepatan rana minimal 1/200s untuk menangkap pergerakan kereta api. Saat hujan, kecepatan rana 1/80s sampai 1/125s sekiranya sudah cukup untuk menangkap pergerakan air hujan dan kereta api. Saat hujan pun kereta api akan berjalan agak lambat dibanding saat cuaca normal. Kenapa? Karena sudah menjadi prosedur standar keamaan kereta api jika hujan -terutama saat hujan lebat dan pandangan terbatas- kereta api harus menurunkan kecepatan dari kecepatan normal yang diijinkan. Ini sangat menguntungkan bagi kita. ISO 200 sampai 400 juga sudah untuk memotret saat hujan tanpa harus khawatir foto kita terganggu noise. Jikapun kita terpaksa menggunakan nilai ISO sehingga dapat menimbulkan noise pada hasil foto kita, kita tidak perlu khawatir karena noise pada hasil foto kita nantinya tidak akan banyak mempengaruhi karena noise akan disamarkan oleh titik-titik air hujan.

Nah, seperti yang kita tahu, jika kita memotret menggunakan lensa tele tanpa IS, untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal sebisanya kita menggunakan kecepatan dana minimal dua kali focal lenght, seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Lalu bagaimana jika hujan dan kita tidak memungkinkan menggunakan keceparan rana dua kali focal lenght? Tripod sangat membantu mengatasi permasalahan ini. Ilmu tangan batu juga bisa sangat membantu.

mode dial kamera nikon
Jika kita mengalami kesulitan menggunakan seting manual, hal ini tidak menjadi masalah. Kita bisa menggunakan seting Aperture value (Av pada kamera canon, A pada kamera nikon). Kita hanya merubah nilai F (bukaan) pada kamera, nilai speed dan iso diatur otomatis oleh kamera. 
mode dial kamera canon









Bisa juga kita menggunakan seting Shutter value (Tv pada kamera canon, S pada kamera nikon). Di sini kita hanya merubah kecepatan rana kamera kita, sedangkan nilai F dan ISO diatur otomatis oleh software kamera. Tentu saja, masing-masing seting mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kita hanya bisa menggunakan setiap seting tersebut secara maksimal dengan terus-menerus berlatih menggunakannya.





Bagaimana dengan kamera poket atau kamera handphone?
Saya lebih suka menggunakan fitur mode landscape jika ingin memotret kereta api saat hujan. Kenapa? Karena mode landscape memiliki jangkauan fokus lebih luas dibanding mode auto. Sama halnya dengan kamera handphone. Kamera poket dan kamera handphone memiliki keterbatasan seting untuk memotret. Memang kamera poket model baru sekarang memiliki fitur-fitur canggih yang memungkinkan pengguna untuk melakukan seting kameranya secara manual, tetapi fitur ini masih kalah dengan kamera DSLR. Jika memang kamera poket -atau bahkan kamera handphone yang kita pakai memiliki fitur seting manual, kita bisa memakai setingan seperti yang telah saya tuliskan di atas. Jika tidak, kita bisa memakai mode landscape untuk digunakan saat rainshot. Jika masih belum yakin, gunakan saja mode auto untuk lebih mudahnya.

Rainshot menggunakan kamera poket atau handphone membutuhkan sedikit improvisasi seperti memotret saat cuaca normal. Ambil jarak yang cukup jauh dari rel agar pergerakan kereta terlihat melambat, sehingga kecepatan rana kamera dapat menangkap pergerakan kereta api dengan baik, sehingga foto yang dihasilkan tidak blur atau out of focus.

Panning shot hanya disarankan saat hujan dengan intensitas rendah sampai sedang. Saat hujan lebat disertai angin, panning sangat tidak disarankan. Karena kemungkinan gagal sangat besar dan jika kita terlalu banyak menggerakan kamera saat hujan lebat (panning mengharuskan kita menggerakan kamera mengikuti gerakan obyek) akan memungkinkan kamera kita terkena air hujan yang cukup banyak. Tentu saja hal itu sangat tidak kita inginkan. Seting kamera untuk panning shot saat hujan pada dasarnya sama dengan panning shot saat cuaca normal. Menggunakan speed antara 1/40s sampai 1/60s sekiranya sudah cukup, dengan nilai bukaan F/5.6 atau F/6.3 dengan nilai ISO 100 sampai 200. Mode landscape masih menjadi andalan saya untuk memotret panning shot meskipun saat hujan.
foto oleh Iqbal Anwari
Semua yang saya tuliskan di atas merupakan hasil pengalaman saya memotret kereta api selama ini. Mungkin saja saya belum bisa menjelaskan hal-hal teknis secara detail, itu karena saya sama sekali belum pernah mendapatkan ilmu fotografi secara teori melalui sekolah atau kursus. Semua ilmu fotografi yang saya dapatkan merupakan hasil belajar secara otodidak dari internet dan dari hasil praktek memotret. Sebisa mungkin gambar akan saya tambah untuk mempermudah penjelasan.

Semoga semua yang saya tuliskan bisa memberikan manfaat untuk rekan-rekan sekalian yang ingin memotret kereta api saat hujan. Pada dasarnya, rainshot adalah memotret kereta api seperti biasa, hanya saja kita harus bisa mengamankan kamera kita dari titik-titik air hujan saat kita memotret. Tentu saja bukan hanya kamera, tapi diri kita sendiri juga harus tetap aman dan nyaman saat memotret, baik pada cuaca normal maupun saat hujan.

Selamat memotret dan tetap utamakan keselamatan.

Kamis, 20 November 2014

Tips dan Trik : Rainshot (bagian pertama)

Memotret saat hujan. Kalimat tersebut terdengar seram di mata beberapa fotografer, tapi untuk sebagian yang lain kalimat tersebut terdengar seru. Rainshot untuk beberapa orang merupakan tantangan, petualangan, dan momen.

Memotret di saat hujan memang sangat mengasyikkan. Kita bisa mendapatkan momen-momen yang tidak setiap hari kita dapatkan, bahkan tidak setiap saat momen tersebut ada. apalagi memotret kereta api saat hujan-hujanan. Banyak sekali momen langka yang bisa didapatkan saat kita memotret kereta api di saat hujan. Akan tetapi, memotret saat hujan juga sangat besar resikonya, terutama terhadap kamera yang kita gunakan untuk memotret. Kita tentu tahu, alat elektronik apapaun -termasuk kamera, sangat rentan bila terkena air hujan. Apalagi jika kamera tersebut tercebur ke genangan air. Hal yang tentu saja sangat ingin kita hindari.

Memotret kereta api saat hujan pun juga memerlukan trik-trik khusus yang tentunya sangat berbeda jika kita memotret kereta api saat cuaca cerah, di mana pencahayaan di saat hujan sangatlah kurang, bahkan cenderung sedikit sekali.


Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto kereta api yang bagus saat hujan? Perlengkapan apa saja yang harus disiapkan sebelum hunting rainshot? Saya akan berbagi tips dan trik memotret kereta api saat hujan berdasarkan pengalaman saya memotret kereta api.

Kamera adalah hal paling penting yang harus dipersiapkan. Tentu kita tidak bisa memotret tanpa membawa kamera. Jangan lupa memory card dan baterai kamera yang sudah dicahrge penuh.

payung berukuran besar sangat disarankan
saat hunting rainshot
Payung dan jas hujan, adalah perlengkapan utama yang wajib kita bawa saat kita memutuskan untuk hunting foto kereta api di saat hujan. Perlengkapan ini dibawa selain untuk melindungi kita dari air hujan, juga untuk melindungi kamera kita. Jika hujannya tidak terlalu lebat, kita bisa menggunakan payung saat memotret. Disarankan membawa payung berukuran besar karena payung yang besar akan memberikan area perlindungan dari air hujan yang cukup luas, sehingga kamera akan terhindar dari percikan air hujan.

Jika hujannya cukup lebat -apalagi disertai angin kencang, disarankan untuk memakai jas hujan karena payung saja tidak akan bisa melindungi kita dan kamera kita dari air hujan yang disertai angin kencang. Jas hujannya pun disarankan memakai yang model ponco, dibandingkan dengan jas hujan model baju, jas hujan ponco bisa memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kamera kita. Kita bisa menyembunyikan kamera kita di balik jas hujan kita.

dua model jas hujan
jas hujan model ponco lebih disarankan untuk hunting rainshot
Handuk kering. Untuk apa membawa handuk? Memangnya mau mandi? Iya, setelah hujan-hujanan kita memang harus mandi agar tidak terkena sakit :D
Tapi sebelum kita pakai handuk untuk mandi, handuk juga berguna untuk menjaga kamera kita tetap dalam keadaan kering. Meskipun kita sudah menggunakan payung dan jas hujan untuk melindungi kamera saat hujan, selalu ada kemungkinan kamera terkena percikan air hujan, meskipun cuma sedikit. Tentu kita tahu, sesedikit apapun air hujan yang mengenai kamera hal itu sanagat tidak baik untuk kameranya, bisa menyebabkan kamera menjadi lembab dan timbul jamur. Oleh karena itu, handuk bisa membantu kita menjaga kamera tetap dalam keadaan kering. Setelah dipakai memotret bungkuslah kamera dengan handuk secara menyeluruh agar kamera tetap kering dan tidak lembab.

Kalau perlu, bawa juga plastik pembungkus es berukuran besar atau tas plastik atau tas kresek berwarna bening. Jika kita merasa bahwa payung dan jas hujan masih belum cukup melindungi kamera kita, bungkuslah kamera dengan plastik atau tas kresek bening agar kamera benar-benar terlindungi dari air hujan. Tentu saja, plastik ini mempengaruhi hasil foto kita karena plastik pelindung akan menutup lensa kamera kita.


Camera strap atau tali pengikat kamera. Pastikan camera strap atau tali pengikat kamera benar-benar tergantung atau terikat di badan atau tangan kita. Untuk kamera poket, pastikan tali benar-benar tergantung kuat di tangan kita. Kalau perlu -dan inilah salah satu keunggulan kamera poket, masukkan kamera ke dalam saku atau tas setelah memotret. Dan untuk kamera DSLR, pastikan camera strap benar-benar tergantung di leher atau bahu kita. Hal ini untuk menjaga agar kamera tidak jatuh ke air karena tentu saja saat hujan, tempat yang kita pijak penuh dengan air. Bahkan mungkin kita berdiri di genangan air. Tentunya kita tidak ingin kamera kita terjatuh ke dalam genangan air, bukan? Ini adalah salah satu pengalaman yang saya yang paling buruk selama hunting kereta api. Kamera saya terjatuh di genangan banjir di sekitar tanggul lumpur lapindo porong saat saya sedang hunting rainshot dengan teman-teman saya. Kejadian ini murni karena kecerobohan saya yang mungkin lupa menggantungkan camera strap di leher atau bahu. Jadi, pastikan kamera benar-benar terikat kuat di camera strap, dan tergantung di leher atau bahu saat memotret. Setelah selesai memotret, bungkus kamera dengan handuk dan masukkan kembali ke dalam tas.

Nasi pecel sangat disarankan
karena banyak mengandung vitamin dan mineral
Makanlah yang cukup sebelum hunting, jangan terlalu banyak. Makan sebelum hunting memberikan kita energi yang cukup selama hunting. Makan juga menjaga tubuh kita tetap hangat di saat cuaca dingin dan di tengah hujan, karena jika ada makanan dalam perut maka proses pencernaan dan metabolisme tubuh akan meningkat, sehingga suhu tubuh tetap hangat di saat cuaca dingin dan hujan. Menjaga suhu tubuh tetap hangat dapat meningkatkan konsentrasi saat hunting, sehingga kita tetap waspada, hati-hati, serta dapat menghasilkan foto yang bagus. Makan terlalu banyak sangat tidak disarankan. Makanan yang terlalu banyak di dalam perut dan udara yang dingin, bisa mengakibatkan mules yang sangat mengganggu konsentrasi kita saat hunting. Sangatlah tidak menyenangkan mengalami mules saat hunting :3

Bawalah Vitamin C. Untuk apa? Hujan dan angin yang dingin sangat berpengaruh bagi tubuh kita. Meskipun kita memakai jaket dan jas hujan, udara dingin akan tetap dapat menembus pertahanan jaket dan jas hujan kita. Dan suhu yang dingin dapat menurunkan stamina kita terutama setelah selesai hunting. Jika stamina turun, kita dapat terserang penyakit. Vitamin C dapat membantu menjaga dan meningkatkan stamina tubuh kita. Minumlah vitamin C sebelum dan setelah selesai hunting, insya Allah stamina tubuh kita akan tetap terjaga. Cukup dengan vitamin C yang dibeli di toko-toko terdekat. 

Minum minuman hangat sebelum dan setelah hunting juga bisa membantu menjaga stamina dan suhu tubuh kita agar kita tidak terserang sakit setelah selesai hunting rainshot. Teh hangat, air jahe hangat, dan air jeruk hangat sangat disarankan. Jangan minum es setelah hunting rainshot!!!

Jika memungkinkan, carilah spot dengan tempat berteduh yang memadai. Hunting rainshot yang paling aman adalah di stasiun. Aman dari air hujan tentunya, tapi belum tentu aman dari hal yang lain hehehe :D
Tetap utamakan safety hunting di manapun kita hunting.

Lalu, bagaimana caranya memotret saat kita memegang payung?
Bagaimana cara memotret dengan menggunakan jas hujan untuk melindungi kamera kita?
Seting kamera yang bagaimana yang bagus untuk memotret saat hujan?
Kamera dan lensa yang bagaimana yang disarankan untuk rainshot?

Karena tips dan trik ini cukup panjang, dan saya yakin membaca artikel yang terallu panjang juga cukup membosankan, maka selanjutnya akan saya tuliskan lagi di tips dan trik rainshot bagian ke dua. 
:)

Jumat, 14 November 2014

Asyiknya Berburu Video Kereta Api

Awalnya saya cuma hobi mengabadikan momen dalam gambar diam. Lambat laun sampailah saya pada masa jenuh sehingga saya memutuskan menjadi pemburu video. Berawal dari kedekatan masa kecil saya dengan dunia kereta api, maka saat ini saya sudah sangat akrab dengan dunia railfans, ya meskipun saya sekedar penggembira.

Apa asiknya memburu video kereta api? Hmm..bagi saya sendiri, mendengar decitan roda besi bertemu dengan rel saja sudah menciptakan kerinduan yang luar biasa dengan dunia ini, apalagi mendengar klakson lokomotif dan melihat deretan rangkaian kereta yang melesat kencang, di jalur lurus maupun tikungan, di balik gunung maupun di antara hamparan sawah nan luas, saat panas maupun teduh. Keuntungannya, gambar bergerak alias video memberikan informasi yang lebih detail tentang sebuah momen, setiap detik momen dalam gambar dan suara akan terekam dengan jelas , tentu didukung dengan kualitas rekam yang baik.

Menjadi seorang pemburu video kereta api berarti ikut berpacu dengan kereta dalam mendapatkan sebuah momen, momen yang akan kita share dengan railfans yang lain. Momen apa sajakah?

1.    Nightshoot
Bagi beberapa railfans, nonton kereta api di malam hari menjadi kesenangan tersendiri, ya suasananya yang remang-remang, sorotan lampu lokomotif, dan lain-lain. Merekam kereta api di malam hari tentu butuh usaha ekstra.

Pertama, kita harus cari spot dengan penerangan yang cukup, bisa di area stasiun atau spotting di dekat lampu penerangan, atau bisa juga di perlintasan sebidang dengan jalan raya yang biasanya punya penerangan yang cukup baik.

Kedua, stabilisasi fokus. Saya sendiri masih sedikit kerepotan dengan hal yang satu ini, ditambah kamera yang kurang mumpuni untuk merekam video dalam pencahayaan yang minim sehingga video saya kadang blur kadang focus. Solusinya, pada saat merekam, saya atur focus ke dalam setting manual dan diusahakan tidak melakukan zooming in/out.

2.    Fatamorgana
Momen ini hanya bisa kita dapatkan pada saat kondisi cuaca sedang panas terik dan benar-benar menyengat. Tipsnya yang pertama ya harus tahan panas..hehehe. Yang kedua, zooming in sejauh mungkin sampai batas maksimal kamera..pokoknya sampai mentok abis supaya efek fatamorgana mudah terlihat.

3.    Kebul dan Kobong
Momen kebul dan kobong ini termasuk momen yang susah-susah gampang untuk dicari karena terkait juga dengan kondisi lokomotif dan ‘cara kerja’ masinis. Yang bisa diusahakan oleh seorang pemburu video ya mengenali spot-spot yang biasanya sering menghasilkan momen ini, misalnya track yang menanjak atau memiliki medan yang cukup berat untuk dilalui kereta api sehingga lokomotif harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melintasinya. Dapet kebul pekat aja udah senang, apalagi kalau sampai dapet kobong api, bisa girang-girang.

4.    Decitan Roda Kereta
Sebagian railfans, termasuk saya, senang sekali mendengar decitan roda kereta api. Tipsnya gampang sekali. Posisikan diri kita dekat dengan track yang menikung, tentu jangan terlalu dekat, BAHAYA!! Kalaupun tidak ketemu spot tikungan, cari saja wesel/cabang perpindahan jalur yang terdekat.

5.    Traksi Ganda
Traksi ganda atau yang lebih dikenal dengan DT, termasuk salah satu momen yang popular di kalangan railfans. Momen ini biasanya terjadi kalau ada lokomotif yang mengalami gangguan sehingga membutuhkan LPT, atau pengirimin lokomotif dari dan ke Balai Yasa, atau test beban. Tipsnya, rajin-rajin cari informasi dari teman railfans yang lain..hahaha..atau ke spot-spot yang biasanya sering dipakai untuk test beban lokomotif. Soal angle, ikuti naluri anda, momen ini cukup berharga mau diabadikan dari angle manapun.

6.    Full View / Landscape
Momen ini luar biasa indah, karena didukung dengan view/pemandangan yang luar biasa juga. Anda bisa menambahkan pemandangan gunung atau sawah atau sunset sebagai background di video anda. Bisa juga dengan menambahkan suara burung, gemericik air, atau bahkan bel stasiun. Sekedar orang berlalu lalang pun bisa menjadi penghias. Datangi suatu tempat, eksplor background yang paling menarik, lalu mulailah merekam.

Yang tidak boleh diabaikan adalah pencahayaan. Carilah sisi yang mendapatkan cahaya paling baik, usahakan jangan mengarah ke sumber cahaya yang terlalu silau agar tidak backlight. Usahakan tempat berpijak atau bersandar anda stabil dan kokoh sehingga video yang akan anda ambil juga stabil dan tidak banyak guncangan.

Tips lagi, cobalah membuat kompilasi. Beberapa video saya yang banyak ditonton adalah video kompilasi bisa ditambahkan backsound yang sederhana, dan jangan lupa, video kita harus informatif. Kalau video kereta ya paling tidak menyertakan seri lokomotif dan nama keretanya, plus identitas si perekam.

Mau mendapatkan momen-momen itu? Ada baiknya anda gunakan kamera ‘sapu jagad’, terutama yang bisa zooming in/out sesuka anda.


Selamat mencoba!

Kamis, 13 November 2014

Tips dan Trik : Rule of Third

Adalah petunjuk bagaimana caranya memposisikan obyek di 1/3 bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Tehnik ini juga termasuk dalam mengkomposisikan obyek kedalam satu frame, dengan posisi yang tepat mengikuti acuan aturan sepertiga itu.

Rule of Third merupakan pengembangan dari simetri Golden Ratio yang telah lama dikenal dalam seni lukis. Dalam Rule of Thirdframe gambar dibagi menjadi 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal.

Pada aturan sepertiga, bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar baik secara vertikal maupun horizontal sehingga foto memiliki 9 area yang sama besar. Dengan demikian, foto memiliki pertemuan empat titik. Keempat titik pertemuan tersebut bisa disebut sebagai empat titik mata. Dalam aturan sepertiga, jika fotografer menempatkan bagian paling menarik dari sebuah foto di salah satu titik tersebut, maka secara keseluruhan foto akan menjadi lebih seimbang dengan hasil yang lebih lebih bagus.

Aturan ini mungkin lebih tepat disebut sebagai panduan, sebab tidak selamanya penempatan obyek di 1/3 

Prinsip
  1. Walaupun tidak harus tepat benar, penempatan obyek dalam frame sebaiknya disesuaikan dengan pembagian tersebut
  2. Usahakan untuk menempatkan bagian paling menarik dari obyek pada salah satu dari 4 titik perpotongan (ditandai dengan bulatan warna merah)
  3. Bagian yang paling menarik dari obyek dapat berupa apa saja,

Tips
Cropping merupakan senjata ampuh untuk memperoleh komposisi yang tepat. Pengaturan komposisi ketika pemotretan akan memakan waktu dan Anda mungkin ketinggalan momen. Oleh karena itu potretlah obyek menggunakan resolusi tertinggi dengan ruang bebas sekitar obyek yang agak lega agar leluasa untuk melakukan cropping.

Berikut adalah beberapa contoh implementasi rule of third dalam fotografi kereta api.






Rabu, 12 November 2014

Railway Photo : Momen Persilangan


KA Progo bersilang KA Argo Dwipangga
Lokasi : Kalimenur area, Kab. Kulon Progo - Yogyakarta
Daerah Operasi 6 Yogyakarta
Data exif :  Canon 1100D | 70 mm | F/4.5 | 1/640s | ISO-125

Jumat, 07 November 2014

Tips dan Trik : Memotret Sepur Dengan Kamera Handphone

Memotret memang hobi yang sangat menyenangkan. kita bisa mengabadikan obyek apapun yang kita anggap bagus yang pantas kita abadikan dengan kamera kita. Salah satu obyek yang menyenangkan untuk dipotret adalah kereta api. Jaman sekarang sudah terdapat berbagai macam kamera canggih yang bisa kita gunakan untuk memotret. Mulai dari kamera handphone, kamera poket, SLR, DSLR, sampai kamera Mirorless. Yang tentu saja kamera-kamera tersebut tidak murah harganya.

Lalu bagaimana menyalurkan hobi memotret kereta api jika kita mempunyai keterbatasan peralatan untuk memotret. Bagaimana jika kita hanya mempunyai sebuah kamera handphone saja? Tidak usah teralalu kuatir dengan hal itu. Dengan teknik yang tepat, bahkan hanya dengan kamera handphone yang jadul, kita bisa menghasilkan foto yang bagus. Bagaimana caranya?

Berikut adalah beberapa tips dan trik yang berdasarkan atas pengalaman saya memotret kereta api dengan menggunakan kamera handphone.

Waktu yang tepat
Seperti yang kita ketahui bersama, waktu yang sangat baik untuk memotret adalah pagi hari antara jam 07.00 sampai jam 09.00. Dan sore hari antara jam 15.00 sampai 17.00. Pada waktu-waktu tersebut adalah waktu di mana cahaya matahari mempunyai intensitas yang tidak terlalu kuat dan warna kuning yang sangat cantik. Hal ini sangat berhubungan dengan trik selanjutnya.

Pencahayaan yang tepat
Setelah mengetahui waktu yang tepat untuk memotret, makan kita akan mendapatkan pencahayaan yang sempurna. Pencahayaan alami yang sangat bagus untuk memotret di mana cahaya matahari masih terasa hangat -tidak terlalu panas, dan berwarna kuning keemasan. Dengan cahaya yang tepat, bahkan kamera handphone yang jadul pun akan menghasilkan foto yang cukup bagus. Pencahayaan yang tepat juga akan membuat software kamera handphone secara otomatis mengeset kecepatan rana kamera menjadi tinggi. Karena memotret kereta yang sedang melaju kencang membutuhkan kecepatan rana yang tinggi.
foto ini diambil pada pukul 07.25
pencahayaan yang bagus mengenai bagian depan sampai belakang,
dan atas sampai bawah

SonyEricsson K790i
Sangat tidak disarankan memotret kereta dengan kamera handphone dalam kondisi terlalu pagi, terlalu sore, mendung, apalagi hujan.
foto diambil pada pukul 17.54
waktu yang terlalu sore untuk memotret

SonyEricsson K790i
Angle atau sudut pengambilan gambar
Tentu saja, meskipun kita memotret di waktu yang tepat dan mendapat pencahayaan yang sempurna, kita tidak akan mendapatkan foto yang bagus apabila kita salah dalam mengambil sudut pemotretan. Kita harus berada di antara sumber cahaya kita -dalam hal ini matahari- dan obyek yang kita potret -dalam hal ini kereta api. Jadi matahari harus ada di belakang kita. Jangan sampai matahari ada di samping kita, apalagi di depan kita. Apabila matahari ada di samping atau di depan kita, kita hanya akan menghasilkan foto yang backlit atau gelap sebagian. Tentu saja kita tidak menginginkan hal itu. 
meskipun dengan pencahayaan yang bagus,
akan tetapi bila sudut pengambilan salah, kita hanya akan menghasilkan foto yang gelap di satu sisi
posisi matahari ada di sebelah kanan tukang foto

SonyEricsson K790i
Dengan sudut pengambilan foto yang tepat, cahaya matahari akan menyinari secara sempurna obyek kereta api yang akan kita foto, mulai dari ujung lokomotif sampai akhir rangkaian kereta. Mulai dari bagian atap loko dan kereta sampai bagian bawah bogie kereta.

Jarak dengan obyek foto
Jarak pengambilan gambar juga sangat mempengaruhi hasil foto kita jika kita memotret dengan kamera handphone. Mengabil foto kereta api dengan jarak yang dekat hanya dianjurkan saat kereta berhento. Terkadang kita suka memotret kereta dengan low angle atau frog eye angle sehingga kereta terlihat lebih gagah. Tapi itu sangat disarankan hanya saat kereta berhenti. Selain faktor keamanan dan keselamatan, kecepatan kamera handphone sangat terbatas, hanya bagus untuk memotret benda yang berhenti atau berjalan pelan.

memotret dengan low angle hanya disarankan saat kereta berhenti
SonyEricsson K790i
jika ingin memotret kereta yang melaju dengan low angle atau frog eye angle,
pastikan jarak yang benar-benar aman
Nokia 5800
Jika kereta api yang kita foto berlari dengan kencang, maka jarak yang terlalu dekat akan menghasilkan foto yang sangat tidak bagus. Kecepatan kamera handphone tidak akan dapat menangkap kecepatan kereta api yang sedang melaju. Hasilnya, kereta api yang kita foto akan terlihat penyok, mbleyot, atau miring terutama di bagian depan atau lokomotif. 
lokomotif terlihat penyok atau mbleyot
iki akibat dari kecepatan rana kamera handphone tidak dapat menangkap kecepatan kereta api

SonyEricsson K790i
Lebih parahnya, foto kita akan terpotong bagian depan atau lokomotifnya karena kita terlambang memencet tombol shutter atau kecepatan kamera handphone kita tidak dapat mengimbangi laju kereta yang kencang. Tentu saja itu sangat merugikan, apalagi jika yang kita foto adalah momen yang langka.

Lalu bagaimana mengatasinya?
Ambil jarak yang cukup jauh dengan kereta. Tidak cukup 5 atau 10 meter dari rel. Kalau bisa lebih jauh lagi. Carilah spot yang lebar atau luas. Jika jarak kita jauh dari rel, kereta yang melaju kencang akan terlihat berjalan pelan. Semakin jauh jarak kita dari rel, semakin lambat pula laju kereta itu terlihat. Demikian juga dengan kamera handphone kita. Kamera handphone kita akan melihat sama dengan apa yang kita lihat. Sehingga kecepatan rana kamera handphone kita akan bisa menangkap pergerakan kereta yang melaju kencang. 
jarak yang cukup jauh akan membuat kereta terlihat berjalan pelan meskipun sebenarnya kereta melaju kencang,
oleh karena itu kecepatan kamera handpone kita akan dapat menangkap pergerakan kereta

Nokia 5800
Kita juga bisa memotret dari ketinggian atau high angle, tapi jangan terlalu tinggi karena kamera handphone mempunyai keterbatasan jumlah pixel yang akan mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan.

Bisa juga dengan mencari spot atau tempat saat kereta berjalan pelan, seperti saat masuk stasiun terutama saat kereta masuk jalur belok, spot di rel lengkung, atau spot yang berdekatan dengan rumah rumah tinggal.
high angle dan saat kereta masuk jalur belok bisa mengatasi keterbatasan kecepatan rana kamera handphone
Nokia 5800

Jangan menggunakan zoom
Sangat tidak disarankan menggunakan zoom jika kita memotret dengan kamera handphone. Kamera handphone hanya memiliki digital zoom, dan zoom semacam ini sangat tidak bagus digunakan untuk memotret. Apalagi jika kamera handphone kita hanya terbatas beberapa megapixel saja. Zooming hanya akan membuat gambar yang dihasilkan menjadi pecah atau low quality.

Memencet tombol shutter di saat yang tepat
Ini memerlukan latihan dan jam terbang yang lumayan banyak. Keterbatasan kecepatan kamera handphone membuatnya sangat sulit menangkap pergerakan benda yang bergerak. Apalagi jika kamera handphone itu tidak memiliki fitur autofocus. Jika kita terlambat atau terlalu cepat memencet tombol shutter di handphone, maka kita hanya akan menghasilkan foto yang missfocus, blur, miring, mbleyot, terpotong, atau bahkan kita tidak dapat memotret obyek yang kita inginkan. Pencetlah tombol saat obyek kereta api sudah berada pada frame yang kita inginkan. Jika ada, gunakan fitur autofocus pada kamera handphone sebaik-baiknya. 
kehilangan momen berharga karena terlambat memencet tombol shutter pada kamera handphone
Nokia 5800
Sangat disarankan untuk memencet tombol shutter pada body handphone, bukan tombol shutter yang ada pada layar handphone. Karena biasanya, tombol shutter pada body handphone lebih mudah dikontrol daripada tombol pada layar. Tombol pada body bisa dipencet setengah untuk mengaktifkan fitur autofocus kamera. Sama halnya seperti pada kamera poket atau DSLR, tekan tombol shutter setengah untuk mengaktifkan autofocus, lalu saat obyek sudah masuk frame atau fokus, pencet secara penuh untuk memotret. Tetapi jika kita memakai tombol pada layar handphone, kita tidak bisa mengaktifkan fitur autofocus seperti pada kamera poket atau DSLR. Sekali kita memencet tombol shutter pada layar handphone, maka fitur autofocus akan menyala dan akan langsung memotret. Hal ini terkadang menghasilkan foto yang missfocus atau blur. Hal yang tentu saja tidak kita inginkan.

Finishing foto dengan software foto editor
Jangan ragu atau malu untuk mengedit foto kita. Jika foto yang telah kita buat terasa kurang memuaskan atau kurang bagus menurut kita, jangan ragu untuk memasukkannya ke dalam software editor foto. Sudah tidak jaman lagi untuk menggunakan kalimat "no edit". Gunakan software foto editor sebaik dan se-kreatif mungkin. Gunakan imajinasi dan kreatifitas kita, dan tentu saja jangan berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan tentu saja tidak baik :)

Semua yang saya tuliskan di atas semuanya berdasarkan pengalaman saya di lapangan selama memotret kereta api. Pertama kali saya memotret kereta api menggunakan handphone saya SonyEricsson K790i, yang kebetulan memiliki kamera terbaik di jamannya. Sekarang sudah banyak handphone dan smartphone yang memiliki kamera yang jauh lebih baik dengan fitur-fitur yang lebih lengkap dan canggih. Gunakan semuanya dengan sebaik-baiknya, eksplorasi semaksimal mungkin untuk dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

Terima kasih. Selamat mencoba dan selamat berkarya.

Senin, 03 November 2014

Mengenal angle atau sudut pengambilan foto

Ada berbagai macam angle atau sudut pengambilan foto saat seorang tukang foto memotret sebuah obyek. Baik itu memotret model, wedding, prewed, selfie, atau memotret sepur. Tentu saja dalam hal ini yang akan saya bagikan adalah angle dalam memotret sepur :D

Ada beberapa macam angle yang dikenal dan biasa dipakai oleh para pemburu kereta api, diantaranya,

Normal Angle
Sudut pengambilan gambar ini adalah yang biasa dilakukan saat kita memotret obyek –sepur dalam hal ini. Normal angle adalah saat tukang foto berdiri kurang lebih sejajar dengan obyek yang akan difotonya, bisa sedikit lebih tinggi atau sedikit lebih rendah. Sudut pengambilan gambar seperti ini menghasilkan foto yang bisa dikatakan “biasa” hehe. Obyek akan tampak seperti apa yang biasa kita lihat, tampak seperti “aslinya”

Keunggulan dari angle ini adalah sangat mudah untuk diterapkan, apalagi jika kita sedang mengejar momen atau terburu-buru. Kita tinggal mencari spot yang pas dan bisa langsung memotret. Kerugian dari angle ini adalah foto yang kita hasilkan akan terkesan “biasa”. Sudut pandang terbatas karena dapat terhalang obyek-obyek yang ada di depan kita. 


High Angle
Sudut ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Tukang foto mengambil posisi lebih tinggi dari obyek yang akan difoto. Angle ini merupakan salah satu angle favorit para pemburu sepur dalam memotret sepur, karena foto yang dihasilkan akan sangat berbeda. Terutama jika tukang fotonya mengambil tempat di bukit, gunung, gedung tinggi, jembatan, atau bahkan naik pohon. Salah satu keunikannya adalah selain obyek utama berupa kereta api, tukang foto juga dapat memotret pemandangan atau landscape di sekitar obyek foto utama. Tapi butuh usaha yang tidak mudah untuk bisa mendapatkan spot high angle.

Memotret menggunakan high angle akan menghasilkan foto yang sangat bagus. Terutama untuk menangkap momen persilangan kereta api. Sudut pandang kita luas, tidak terhalang banyak obyek di depan kita. Kecuali jika di depan kita ada bangunan yang lebih tinggi dari tempat kita berpijak. Salah satu hal yang membuat angle ini agak sulit untuk diterapkan adalah kita harus mencari tempat yang tinggi. Jika kita tinggal di kota-kota besar dengan gedung-gedung tinggi maka tidak menjadi masalah, tapi jika kita tinggal di kota kecil, tanpa gedung tinggi, tidak ada bukit atau gunung yang bisa dipanjat, itu akan menjadi sangat sulit.

Bird Eye Angle
Bird eye angle tidak jauh berbeda dengan high angle. Bedanya adalah angle ini jauh lebih tinggi dari high angle. Yaaa… namanya juga bird eye angle. Jadi tukang foto memposisikan dirinya seperti seekor burung yang terbang dan memandang ke daratan di bawahnya. Sangat sulit untuk mendapatkan spot untuk angle semacam ini. Dan angle ini hanya cocok untuk memotret kereta api dan landscape, tidak disarankan untuk memotret model, prewed, atau wedding :D

Spot semacam ini hanya bisa didapatkan di tempat-tempat dengan gunung-gunung atau bukit yang tinggi. Atau juga bisa menggunakan bantuan alat, contohnya kita naik pesawat atau helicopter, atau menggunakan drone dengan pengendali jarak jauh yang dipasang kamera.

Seperti halnya high angle, bird eye angle memiliki jangkauan sudut pandang yang jauh lebih luas, bahkan tak terhingga. Kita bisa memotret dengan pemandangan yang luar biasa. Tapi, obyek foto kita berupa kereta api, akan terlihat sangat kecil. Bahkan kecil sekali dan terkadang hampir tak terlihat. Jika itu terjadi, maka foto kita bukan lagi dinamakan fotografi kereta api, tapi menjadi fotografi landscape :D

Low Angle
Ini adalah angle favorit saya. Memotret kereta api dengan menggunakan angle semacam ini akan menghasilkan foto yang sangat berbeda dari biasanya. Kereta api akan terlihat lebih gagah dan besar. Tukang foto memposisikan dirinya lebih rendah dari obyek yang akan difoto. Biasanya tukang foto akan berjongkok atau duduk jika ingin memotret menggunakan angle ini. Angle ini membutuhkan keberanian dalam eksekusinya karena tukang foto harus mendekat dengan kereta api yang akan dipotret. Tentu saja faktor keamanan dan keselamatan adalah faktor yang harus diutamakan. Ambil jarak yang aman untuk memotret menggunakan angle ini.

Low angle dapat menghasilkan foto dengan sudut pandang rendah. Obyek kereta api yang kita foto tampak lebih besar dan gagah. Sangat bagus. Angle ini sangat bagus diterapkan saat kereta api nya berhenti. Saat kita memotret kereta api yang berjalan kencang di lintas, tidak disarankan untuk memotret menggunakan angle ini, karena sangat berbahaya.

Frog Eye Angle      
Dinamakan demikian karena sudut pengambilan gambar ini lebih rendah daripada low angle. Tukang foto memposisikan diri seperti seekor katak yang kecil yang melihat besarnya dunia. Angle ini meskipun tidak sulit untuk dilakukan, tapi membutuhkan usaha yang lebih daripada saat kita memotret menggunakan low angle. Jika pada low angle tukang foto hanya duduk atau jongkok, frog eye angle mewajibkan tukang foto memposisikan kamera lebih rendah daripada itu. Biasanya, tukang foto akan mencari pijakan tempat yang posisinya di bawah obyek foto. Bisa juga menggunakan tripod kecil, atau menaruh kamera di lantai, batu, atau peron stasiun. Atau yang paling ekstrim, tukang foto akan tengkurap atau ndlosor saat memotret. Dan ini sangat tidak dianjurkan, karena menyangkut faktor keamanan dan keselamatan.

Memotret kereta api menggunakan sudut pandang seekor katak memang unik, dan hasil fotonya pun juga unik. Kita bisa memotret bagian bawah kereta api yang biasanya jarang sekali bisa kita potret. Namun tingkat kesulitannya pun hampir sama, bahkan lebih sulit disbanding low angle. Kita harus menempatkan kamera lebih rendah atau sejajar dengan tanah.

Beberapa macam angle yang saya tuliskan di atas merupakan hasil pengalaman saya selamat memotret kereta api. Banyak pengalaman yang unik saat memotret kereta api, terutama saat kita harus mencari spot-spot yang bisa dikatakan “tidak biasa”.

Semoga tulisan saya bisa memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan. Jika ada yang tidak berkenan, salah, kurang, atau ingin menambahkan, langsung saja ditulis di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca J