Selasa, 29 September 2015

Tips dan Trik : Menangkap romantisnya kereta api saat sunset dan golden hour

Di sini saya akan langsung memberikan contoh foto beserta data exif nya, saat saya menangkap momen matahari terbenam di Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan

Matahari terbenam dan KA Prambanan Ekspres di Stasiun Lempuyangan

Stasiun Tugu Yogyakarta, Lokomotif, dan matahari terbenam menjadi satu dalam suasana romantisnya Jogja

Data exif kedua foto di atas adalah sama, yaitu,

kamera Nikon D3000
focal length 55 mm
diafragma f/6.3
shutter speed 1/50s
nilai ISO-100
metering spot

Dengan nilai shutter speed 1/50s cukup untuk membekukan gerakan kereta yang sedang masuk stasiun, yang bergerak dengan kecepatan kurang lebih 25-30 km/jam. Perpaduan nilai diafragma, shutter speed dan ISO tersebut juga sudah cukup untuk merekam detail keadaan di sekitar kereta. Sedangkan metering spot saya gunakan untuk agar matahari terbenam terlihat bulat sempurna, cahaya nya tidak berpendar. Semua saya seting menggunakan manual setting.

Sedangkan foto berikut ini data exifnya berbeda. Saya menggunakan setting auto karena kamera yang saya gunakan adalah kamera prosumer.

kamera Fuji Film
focal length 75 mm
diafragma f/5.6
shutter speed 1/170s
nilai ISO-200

matahari terbenam mengiringi rangsirang rangkaian KA Gajahwong di Stasiun Lempuyangan
Dalam file aslinya, foto ini terlihat gelap. Matahari terbenam memang terlihat bulat sempurna, namun rel dan kereta api nya terlihat gelap. Dengan bantuan software pengolah gambar, saya membuat kereta api dan rel nya terlihat lebih terang dan lebih terlihat detailnya. 

Satu kesamaan dari ketiga foto di atas adalah waktu pengambilan. Foto pertama diambil pada jam 17.37, foto kedua diambil pada jam 17.39, sedangkan foto ketiga diambil pada jam 17.40, pada hari yang berbeda-beda.

Berbeda lagi dengan dua foto berikutnya.

KA Sancaka Sore bermandikan cahaya sore yang hangat
data exif : Canon | 300 mm | f/5.6 | 1/640s | ISO-500 | 17.30 WIB

KA Sancaka Sore dengan cahaya kuning keemasan
data exif : Canon | 300 mm | f/5.6 | 1/640s | ISO-400 | 17.34 WIB
Kedua foto di atas pada dasarnya adalah foto yang backlight. Tetapi, karena dipotret saat golden hour maka meskipun kedua foto di atas backlight tetapi malah terlihat lebih indah, lebih cantik, dan tentu saja romantis. 

Kedua foto di atas memiliki exif yang hampir sama, hanya berbeda nilai ISO nya saja. Perbedaannya pun juga sedikit. Saya menggunakan lensa tele 70-300 tanpa IS (Image Stabilizer) oleh karena itu saya menggunakan nilai shutter speed 1/640 untuk menghindari shake. Karena kamera saya seting menggunakan shutter priority, maka nilai ISO dan diafragma ditentukan secara otomatis oleh software kamera Canon 550D yang saya pakai. Dan nilai nya pun sama untuk diafragma dan sedikit berbeda untuk ISO. Karena matahari terbenamnya tidak terlihat, maka nilai ISO tersebut tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika terlihat mataharinya, nilai ISO tersebut akan membuat sinar matahari menjadi berpendar dan saya tidak akan mendapat matahari dengan bentuk bulat sempurna.

Satu lagi kesamaan dari kelima foto di atas, adalah waktu pengambilan foto. Mengabadikan cantiknya golden hour hanya bisa dilakukan saat sore hari, antara jam 17.00 sampai 17.30 waktu setempat. Momen sunset atau matahari terbenam diiringi dengan golden hour adalah momen yang sangat cepat, hanya terjadi beberapa menit saja. Jadi jika ingin menangkap momen matahari terbenam dan kereta api, pastikan untuk sudah berada di spot yang tepat minimal satu jam sebelum matahari terbenam. Pastikan juga Anda membawa kamera, baterai sudah terisi penuh dan ada memori card di dalam kamera Anda :D

Selamat berburu kereta api beserta romantisnya sunset dan golden hour.

1 komentar:

  1. Om dhannie request dong tips hunting memakai kamera pocket.terima kasi

    BalasHapus