Railfans adalah hobi yang unik. Betapa tidak, ini adalah hobi yang kebanyakan orang memandang sebagai hal yang aneh, tidak biasa, atau bahkan kurang kerjaan. Ngapain juga kereta api difoto, dikejar-kejar ke sana ke mari. Nungguin kereta api di pinggir rel, di atas gunung, di tengah sawah, panas-panasan, hujan-hujanan, dan lain-lain. Meskipun begitu, hobi ini sudah ada sejak lama, bahkan semenjak setelah era kemerdekaan negeri kita.
Kalau di jaman dulu, saat kamera masih menjadi barang yang langka dan mahal, hanya orang-orang di luar Indonesia yang bisa melakukan hobi ini, karena di Indonesia mempunyai kamera adalah sesuatu yang masih cukup mustahil. Dan foto-foto kereta api pun tujuan utamanya adalah dokumentasi. Karena bersifat dokumentasi, maka semua yang berhubungan dengan kereta api didokumentasikan, diabadikan, di manapun itu tempatnya. Baik di stasiun, di dipo, maupun di lintas.
Saat ini, hobi railfans (terutama memotret kereta api) sudah mengalami begitu banyak perubahan. Tidak hanya bersifat dokumentasi, foto-foto kereta api saat ini sudah dipadukan dengan teknik, estetika, dan seni. Tidak hanya di stasiun atau di dipo lokomotif, para railfans berlomba-lomba menjelajah segenap penjuru negeri demi mendapatkan foto kereta api yang cantik, indah, dan luar biasa. Apalagi jika ada momen kereta api yang langka. Para pecinta kereta api berlomba mendapatkan gambar atau foto terbaik dari momen tersebut.
Untuk mendapatkan foto kereta api yang cantik dan indah dipandang mata, salah satu faktor penting yang mempengaruhi adalah tempat atau lebih dikenal dengan spot untuk memotret. Dan beruntunglah kita yang tinggal di Indonesia, negeri kita mempunyai alam yang sangat indah, yang sangat cocok jika dipakai untuk memotret kereta api. Gunung, lembah, hutan, sungai, pantai, sawah, jembatan, tanjakan, turunan, belokan, dan lain sebagainya. Negeri kita sangat kaya akan spot-spot indah untuk berburu foto kereta api.
Lalu bagaimana memilihnya? Bagaimana memilih spot yang tepat untuk memotret kereta api? Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih spot hunting?
Di sini saya mencoba berbagi tips dan trik berdasarkan pengalaman saya memotret kereta api. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih spot untuk memotret kereta api.
Waktu pemotretan
KA Sriwedari dengan background Gunung Merapi, spot di timur Stasiun Bramaban, sebelah selatan rel, difoto pagi hari di bulan Nopember karena matahari ada di sebelah selatan rel |
Kita harus memutuskan kapan kita akan memotret kereta api. Apakah itu pagi, siang, sore, atau malam hari. Hal ini sangat penting karena waktu pemotretan ini berhubungan langsung dengan elemen yang sangat penting dalam fotografi, yaitu pencahayaan. Jika kita sudah menentukan kapan waktunya kita memotret kereta api -misalnya pagi hari, maka kita akan bisa menentukan spot mana yang mempunyai pencahayaan yang bagus untuk memotret kereta api. Karena terkadang, ada tempat-tempat tertentu yang memiliki pencayahaan yang berbeda di saat pagi, siang, atau sore hari. Suatu spot mungkin akan bagus untuk dipakai memotret di pagi hari, tapi tidak bagus untuk dipakai memotret di sore hari. Atau sebaliknya. Dan tentu saja, jika kita memotret di malam hari kita harus memilih spot dengan pencahayaan lampu yang cukup. Tidak mungkin kita memotret kereta api di malam hari dan kita memilih spot dari atas bukit atau di tengah sawah. Kecuali jika mau membawa lampu stadion sepak bola :D
KA Semen dengan background bukit, spot di timur Stasiun Bramaban, sebelah utara rel, difoto pagi hari di bulan April karena matahari ada di sebelah utara rel |
Mengetahui siklus posisi bumi terhadap matahari juga sangat penting. Berdasarkan pengalaman saya, beberapa tempat memiliki posisi rel yang unik terhadap terhadap matahari. Saya berikan contoh spot di sebelah timur Stasiun Brambanan. Rel lurus membentang dari timur ke barat. Posisi rel ini tentu mudah bagi kita untuk menentukan kereta dari mana saja yang bagus untuk difoto di pagi, siang, atau sore hari. Tetapi, posisi rel ini juga berada tepat di lintasan siklus posisi bumi terhadap matahari (saya kurang paham istilahnya hehe). Singkatnya, posisi matahari terhadap rel berbeda dalam setahun. Kira-kira saat bulan April sampai Nopember, posisi matahari ada di sebelah selatan rel. Sedangkan saat bulan Desember sampai Maret, posisi matahari ada di sebelah utara rel. Hal ini tentu saja harus diperhatikan jika kita ingin mendapatkan foto dengan pencahayaan yang bagus.
Topografi
Sebelum memilih suatu tempat untuk spot hunting kereta api, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui topografi suatu daerah. Apakah tempat itu berupa perbukitan, gunung, lembah, hutan, sawah, sungai, pantai, tengah kota, di daerah pinggiran, menanjak, menurun, berkelok, dan lain sebagainya. Menurut saya ini juga penting karena kita bisa membuat persiapan segala sesuatunya sebelum mendatangi spot tersebut. Misalnya, kita akan memilih sebuah spot di atas gunung atau bukit yang jauh dari pemukiman. Tentunya hal-hal yang perlu kita siapkan sangat berbeda jika kita memilih untuk hunting di tengah kota yang padat penduduknya. Misalnya jika kita hunting di gunung atau bukit, kita perlu membawa bekal makanan dan minuman yang cukup karena tempat tersebut jauh dari yang namanya warung. Tapi jika hunting di tengah kota, tidak perlu membawa banyak makanan atau minuman karena di kota sudah banyak tersedia penjual makanan dan minuman.
KA Semen spot dari atas bukit Boko, Prambanan menggunakan lensa dengan focal length 75 mm |
Topografi juga mempengaruhi persiapan peralatan yang akan kita bawa, dalam hal ini kamera. Misalnya kita akan hunting dari atas bukit yang tinggi dan jauh dari rel, atau dari atas gedung bertingkat, tentu saja kita setidaknya harus mempersiapkan lensa tele untuk memotret dari jarak jauh. Jika kita hunting di stasiun atau di tengah kota yang padat bangunan, kita perlu mempersiapkan lensa pendek atau wide. Dan lain sebagainya.
Hasil yang kita inginkan
Apakah kita menginginkan foto kereta api dengan background pemandangan alam, gunung, sawah, jembatan, bukit, dan lain sebagainya. Atau kita menginginkan hasil foto fokus pada kereta api nya saja, atau mungkin ditambahkan sedikit human interest di dalamnya. Hal ini juga penting dipertimbangkan sebelum kita memilih spot hunting kereta api. Tidak mungkin kan jika kita ingin memotret kereta api dengan human interest, tapi kita huntingnya dari atas bukit atau di pinggir laut. Atau jika kita ingin memotret kereta api di tengah keramaian kota, tidak mungkin kita huntingnya di hutan atau di sawah (you don't say) :D
Rangsiran KA Semen di emplasmen Stasiun Lempuyangan difoto dari atas Fly Over Stasiun Lempuyangan - Yogya |
Hasil foto yang kita inginkan juga masih berkaitan dengan topografi suatu daerah. Daerah perbukitan dan gunung, biasnya mempunya rel yang berkelok-kelok, naik turun, dan punya banyak tikungan. Sedangkan tempat-tempat dataran rendah biasanya didominasi oleh rel yang membentang lurus dari timur ke barat atau dari utara ke selatan. Ini juga menjadi hal yang sangat penting sebelum memilih spot hunting. Apakah kita nantinya ingin kereta api yang kita foto berkelok-kelok, menikung, naik, turun, atau sekedar foto kereta api yang lurus melewati rel yang membentang lurus. Atau mungkin kita ingin memotret momen persilangan, papasan, atau balapan kereta api. Semua hal itu menjadi pertimbangan sebelum kita memilih spot hunting.
Cuaca
Saya rasa semua railfans juga tahu bahwa cuaca juga sangat menentukan pemilihan spot hunting. Cuaca cerah sangat cocok untuk dipakai hunting di mana saja. Di hutan, sawah, bukit, gunung, jembatan, sungai, pantai, di kota, di daerah pinggiran, gedung bertingkat, di mana saja asal ada rel dan ada kereta nya. Tetapi apabila cuaca sudah mulai mendung, atau bahkan hujan, hunting di tempat terbuka adalah pilihan yang salah. Kecuali jika Anda termasuk railfans nekat :D
Hunting nekat saat hujan deras di sepanjang tanggul lumpur lapindo di Jalan Raya Porong |
Dan jika memang nekat akan memotret di tempat terbuka saat hujan -misalnya untuk mengejar momen, saya punya tips dan trik memotret di saat hujan.
Gear atau peratalan kamera yang kita punya
Ini menjadi faktor yang cukup penting untuk dipertimbangkan. Setiap kamera memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing dalam memotret. Saya rasa semua tukang foto sepur juga tahu tentang hal ini, apa kelebihan dan kekurangan setiap kamera. Apakah itu kamera poket, prosumer, DSLR, mirroless, kamera handphone, atau handycam. Tidak perlu memaksakan untuk memilih spot yang sekiranya "melampaui batas kemampuan kamera". Misalnya kita hanya punya kamera handphone atau kamera poket dengan zoom terbatas, tidak perlu memaksa naik ke atas bukit atau gunung untuk memotret. Memang bisa memotret kereta api dengan pemandangan dari atas gunung atau bukit, tetapi nanti malah akan menjadi foto pemandangan karena kereta nya akan terlihat sangat kecil. Apapun kameranya itu tidak terlalu penting, yang menentukan hasil akhir adalah tukang fotonya.
Satu lagi peralatan canggih yang bisa dipakai untuk memotret kereta api. Drone. Ini adalah peralatan terbang canggih dengan pengendali jarak jauh yang bisa dipasangi kamera untuk memotret atau merekam video. Drone ini bisa terbang tinggi (entah sampai berapa meter karena saya sendiri juga belum pernah mencoba pakai) dan ini sangat menguntungkan. Bisa memotret dari angle yang bisa dibilang menjadi favorit para railfans. Bird eye angle.
Jika belum punya kamera dan ingin membeli kamera, di sini saya punya tips memilih kamera untuk memotret kereta api.
Saya juga punya tips dan trik memotret dengan kamera handphone, bagi yang belum punya kamera pocket atau DSLR
Bersambung ke bagian kedua
Saya juga punya tips dan trik memotret dengan kamera handphone, bagi yang belum punya kamera pocket atau DSLR
Bersambung ke bagian kedua
saya hunting di ratu boko ... :3
BalasHapusbagus gak :3
bagus juga di sana, tapi spot nya sedikit
BalasHapusKalo untuk jalur Utara bojonegoro-surabaya kira2 spot yg bagus d mana Om, selama ini belum nyoba d areal situ, kebanyakan d jalur Selatan Madiun. Thank's
BalasHapus